APA ITU EKONOMI
POLITIK?
Bruno S. Frey (1994) (1)
Ekonomi politik adalah (suatu gugusan teori yang didasarkan pada
pemahaman mengenai) saling ketergantungan antara ekonomi dengan politik.
Ekonomi dan politik berinteraksi dengan banyak cara dalam rangka alokasi
sumberdaya, distribusi pendapatan, stabilisasi. Ekonomi dan politik tidak dapat
dipisahkan. Para pengambil keputusan (aktor) bidang ekonomi dan bidang politik tergantung satu sama lain dan
keduanya adalah aktor utama sistem ekonomi politik. Keputusan yang diambil oleh
para aktor, dan karena itu perkembangan dan hasil seluruh sistem, tergantung
pada aturan dan institusi yang membentuk kerangka dasarnya. Perilaku ekonomi,
dengan kata lain, dapat dipengaruhi dengan mengubah aturan dan institusi.
Perubahan semacam ini hanya mungkin terjadi melalui suatu konsensus
sosial, dalam suatu situasi di mana para aktor tidak dapat memastikan apakah
kepentingan pokok mereka akan terpenuhi dengan adanya perubahan aturan dan
institusi itu atau tidak.
INTERACTION BETWEEN
THE ECONOMY AND THE POLITY IN A POLITICO-ECONOMIC MODEL
APA ITU EKONOMI
POLITIK?
Caporaso dan Levine (1992) (1)
Ekonomi politik muncul pada abad 18 didorong oleh perubahan dramatik
dalam sistem pemenuhan kebutuhan, baik dalam hal sifat dan jenis kebutuhan
maupun dalam hal cara produksi dan distribusi barang dan jasa untuk
memenuhinya. Perubahan tersebut ditandai oleh pergeseran istilah dari “economy”
menjadi “political economy”. Karena itu, pengertian ekonomi politik dapat
ditelusuri dari sisi ekonomi maupun dari sisi politik.
Istilah EKONOMI menunjuk pada manajemen rumah tangga. Istilah ini
relevan untuk masa di mana kebutuhan muncul dan hal-hal untuk memenuhinya
diproduksi di rumah tangga. Ekonomi Politik menunjuk pada manajemen urusan
ekonomi suatu negara.
Istilah POLITIK menunjuk pada dua kualitas sistem pemenuhan kebutuhan
yang saling terkait. Pertama, sistem yang menghubungkan orang-orang yang saling
independen (saling tidak mengenal). Dalam situasi ini, usaha pemenuhan
kebutuhan kita tergantung pada orang lain, bukan pada keluarga. Kedua,
batas-batas pemenuhan kebutuhan kini bersifat politis; tanggung jawab pemenuhan
kebutuhan jatuh ke otoritas publik, kepada kepala negara bukan kepala rumah
tangga.
Pada tahap awal, ekonomi politik lebih banyak mengeluarkan rekomendasi
kepada “negara” mengenai cara terbaik mengelola urusan ekonomi negara sehingga
kebutuhan sebagian besar warga negara dapat dipenuhi.
Munculnya ekonomi politik membawa serta perdebatan mengenai tanggung
jawab negara dalam bidang ekonomi. Apakah negara berkewajiban menentukan
kebutuhan yang harus dipenuhi dan memobilisasi sumberdaya untuk menjamin
pemenuhan kebutuhan tsb? Atau, mana lebih baik: pemenuhan kebutuhan diserahkan
kepada masyarakat atau diurus negara?
Perdebatan tersebut mengelompok pada dua bagian yang melandasi
munculnya berbagai pendekatan dalam ekonomi politik. Pertama, the idea of a
self-regulating market. Kedua, the notion of a public agenda.
PENDEKATAN EKONOMI
POLITIK
Caporaso dan Levine (1992)
-THE CLASSICAL
APPROACH
-MARXIAN POLITICAL ECONOMY
-NEOCLASSICAL
POLITICAL ECONOMY
-KEYNESIAN POLITICAL
ECONOMY
-ECONOMIC APPROACHES
TO POLITICS
-POWER-CENTERED
APPROACHES
-STATE-CENTERED
APPROACHES
-JUSTICE-CENTERED
THEORIES
Barry Clark
(1991)
-THE CLASSICAL LIBERAL
PERSPECTIVE
-THE RADICAL
PERSPECTIVE
-THE CONSERVATIVE
PERSPECTIVE
-THE MODERN LIBERAL
PERSPECTIVE
Alt and Shepsle (1990)
-THE NORMATIVE
POLITICAL ECONOMY
-THE HISTORICAL
APPROACHES TO POLITICAL ECONOMY
-THE POSITIVE
POLITICAL ECENOMY
MARKET vs STATE (GOVERNMENT)
APA ITU EKONOMI
POLITIK?
Caporaso dan Levine (1992) (3)
Munculnya ekonomi politik membawa serta perdebatan mengenai tanggung
jawab negara dalam bidang ekonomi. Apakah negara berkewajiban menentukan
kebutuhan yang harus dipenuhi dan memobilisasi sumberdaya untuk menjamin
pemenuhan kebutuhan tsb? Atau, mana lebih baik: pemenuhan kebutuhan diserahkan
kepada masyarakat atau diurus negara?
Perdebatan tersebut mengerucut pada dua kelompok gagasan yang melandasi
munculnya berbagai pendekatan dalam ekonomi politik. Pertama, the idea of a
self-regulating market. Kedua, the notion of a public agenda.
PRIMARY GOALS
-ECONOMICS
--Berkaitan dengan usaha untuk mencapai standar hidup material
tertinggi yang paling mungkin berdasarkan sumberdaya yang tersedia.
--Untuk memaksimalkan kemakmuran, ekonomi berurusan dengan produksi dan
distribusi barang dan jasa.
--Kemakmuran ekonomi mencakup tiga dimensi: efisiensi, pertumbuhan, dan
stabilitas.
-POLITICS
--Berkaitan dengan usaha untuk mencapai keadilan dengan menegakkan
hukum dan struktur otoritas yang mengikat semua individu dalam suatu
masyarakat.
--Tujuan keadilan meliputi tiga dimensi: kebebasan individu, keadilan
distribusi manfaat dan beban, dan keteraturan sosial.
MASALAH: pemisahan di atas tidak memenuhi kepahaman optimal karena
kemakmuran dan keadialn erat terkait. Pada masyarakat yang paling makmur,
ditemukan ciri-cirti keadilan tertinggi.
INSTITUTIONAL
ARENAS
-ECONOMICS
--Ekonomi adalah hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas yang terjadi
di pasar.
--Aktivitas-aktivitas termaksud mencakup penjualan dan pembelian barang
dan jasa.
-POLITICS
-- Politik adalah hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas yang terjadi
di pemerintahan.
-- Aktivitas-aktivitas termaksud mencakup kampanye, pemilihan, dan
pembuatan peraturan/kebijakan.
MASALAH: pemisahan di atas tidak memenuhi kepahaman optimal karena
seringkali aktivitas-aktivitas politik memiliki ciri-ciri aktivitas jual beli,
yaitu pertukaran saling mengungtungkan antarindividu atau antarkelompok
kepentingan dan sebaliknya.
PRIMARY ACTORS
-ECONOMICS
--Aktivitas ekonomi dilakukan oleh individu-individu (atau perusahaan)
yang bertindak secara otonom.
-POLITICS
--Aktivitas politik dilakukan oleh seluruh masyarakat secara kolektif
untuk mengejar tujuan.
MASALAH: pemisahan di atas tidak memenuhi kepahaman optimal karena
seringkali pilihan dan tindakan individual berdampak pada kolektivitas dan
sebaliknya, pilihan atau tindakan kolektif mempengaruhi pilihan-pilihan
individual.
A. MARKET AS
AN ECONOMIC INSTITUTION
Pasar adalah sistem pertukaran di mana penawaran dan permintaan
berinteraksi untuk menentukan harga produk dan sumberdaya. Analisis mengenai
potensi pasar dalam mencapai kemakmuran ekonomi akan difokuskan pada EFISIENSI,
PERTUMBUHAN, DAN STABILITAS.
A.A Economic
Efficiency (1)
Potensi Pasar Dalam Mewujudkan Efisiensi Ekonomi
-Pasar kompetitif sempurna akan mengarahkan penggunaan sumberdaya yang
mampu mewujudkan Pareto Optimal dengan cara mengkoordinasikan sejumlah besar
(tak terhingga) transaksi dengan supervisi politik seminimal mungkin.
-Harga yang ditentuklan pasar akan menyediakan informasi dan
insentif untuk memandu individu-individu
dan perusahaan membuat pilihan rasional bagaimana menggunakan sumberdaya dan
membelanjakan uang mereka.
-Efisiensi ekonomi tercapai karena pasar [a] mengijinkan
individu-individu melakukan pertukaran yang akan meninggikan tingkat kepuasan
mereka, dan [b] mengembangkan berbagai kompetisi yang membuat semua orang
berlomba mencapai yang terbaik dalam batas-batas sumberdaya dan teknologi yang
tersedia.
-Di dunia nyata, kompetisi bersifat tidak sempurna karena [a] barriers
to entry, [b] immobility of resources, [c] lack of information,
[d] product differentiation, dan [e] concentrations of power akibat
prasyarat teknis produksi dan keinginan individu menghindari kompetisi.
Kompetisi yang tidak sempurna ini mengakibatkan inefisiensi ekonomi.
-Adanya eksternalitas.
-Pasar kadang memboroskan sumberdaya. Pada situasi tertentu, kompetisi
menjadi amat keras dan memperlemah ikatan-ikatan sosial sehingga mengakibatkan
alienasi, apatisme, keputusasaan, bahkan permusuhan. Kondisi psikologis ini
akan mempengaruhi kinerja individu, perusahaan, dan ekonomi secara keseluruhan.
-Meskipun mampu meningkatkan efisiensi ekonomi, pasar seringkali
mengabaikan efisiensi sosial yang membuat kaum miskin tidak mampu sekolah,
berobat, dan menikmati permukiman yang layak.
-Kompetisi dalam ekonomi pasar kadang amat mahal. Dalam banyak kasus,
biaya iklan suatu produk kadang melampaui anggaran negara untuk membiayai
tujuan-tujuan kolektif seperti lingkungan bersih, pendidikan, dll.
A.B. Growth
Potensi Pasar Dalam Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi
-Pasar merupakan mekanisme yang digdaya dalam meningkatkan ketersediaan
dan produktivitas sumberdaya ekonomi. Karena konsekuensi setiap keputusan
menjadi tanggung jawab individu, maka pasar mendorong tumbuhnya perilaku yang
penuh kehati-hatian tetapi sekaligus penuh ketekunan dan kerja keras. Adanya
insentif dan disinsentif finansial akan mendorong pertambahan pemakaian
sumberdaya; dan adanya peluang profit akan memacu inovasi dan pengambilan
risiko.
Kombinasi faktor-faktor tersebut akan melahirkan pertumbuhan ekonomi.
-Pasar menghasilkan efek psikologis yang mendorong pertumbuhan. Dengan
meminimalkan hambatan moral dan norma-norma kultural, pasar akan membuat
individu-individu melepaskan diri dari identitas dan peran-peran tradisional
mereka. Ini akan melahirkan perubahan gaya hidup dan bentuk-bentuk ekspresi.
Energi perubahan ini merupakan sumberdaya penting dinamisme masyarakat pasar
yang akan mendorong inovasi, kreativitas, dan peningkatan standar hidup. Secara
tak terelakkan, dorongan ini akan memberikan energi untuk keberlanjutan inovasi
dan ekspansi ekonomi.
Tantangan Pasar Dalam Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi
-Kapasitas pasar untuk tumbuh dibatasi oleh ketidakmampuannya
menyediakan infrastruktur sosial secara memadai. Pertumbuhan memerlukan sistem
transportasi, pendidikan, dan barang-barang publik lain yang tidak mampu
disediakan pasar karena sulit meminta individu-individu untuk membayarnya.
Investasi di bidang-bidang tersebut meskipun esensial bagi pertumbuhan ekonomi
juga tidak menarik para investor.
-Individualisme kompetitif dalam ekonomi pasar membawa serta dua
kecenderungan yang menghambat pertumbuhan. [1] Kompetisi meningkatkan status sosial
dapat mendorong perilaku konsumtif. Meskipun tingkat permintaan tinggi dapat
mendorong ekspansi ekonomi jangka pendek, namun tingkat tabungan yang rendah
justru akan menghambat investasi sebagai kunci utama pertumbuhan ekonomi jangka
panjang. [2] Individualisme
kompetitif dapat memunculkan alienasi, frustasi, dan kecemburuan yang merusak
produktivitas dan akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi. Individu-individu
akan berusaha melindungi diri dari kekejaman kompetisi dengan membentuk
kelompok-kelompok kepentingan yang akan menjadi kekuatan yang menekan
fleksibilitas dan dinamisme yang melandasi ekspansi ekonomi pasar.
A.C. Stability
Potensi Pasar Dalam Mewujudkan Stabilitas Ekonomi
-Pasar sangat fleksibel dalam merespon perubahan pola preferensi
konsumen, teknologi, atau ketersediaan sumberdaya. Pasar secara keseluruhan
tidak banyak terpengaruh oleh perubahan mode, inovasi, bahkan bencana alam.
Melalui mekanisme harga, seluruh perubahan tersebut akan segera direspons
secara tepat oleh bisnis dan konsumen melalui penyesuaian produksi dan
konsumsi. Kecepatan bereaksi inilah yang membuat pasar mampu menjaga stabilitas
ekonomi.
-Stabilitas pasar juga difasilitasi oleh fluktuasi suku bunga pinjaman.
Jika pereokonomian sedang lesu, suku bunga akan jatuh sampai kredit dan
investasi kembali atraktif. Sebalikya, tatkala ekonomi sedang memanas, suku
bunga akan naik. Fluktuasi suku bunga ini membantu menstabilkan perekonomian.
Tantangan Pasar Dalam Mewujudkan Stabilitas Ekonomi
-Siklus ekonomi (ledakan kemajuan dan kemerosotan tajam) seringkali
terjadi sejak pasar menjadi institusi yang dominan dalam mengorganisasikan
produksi. Awalnya siklus ini terjadi di pasar tertentu yang dipicu oleh
antisipasi pembeli atas kenaikan harga (biasanya disebut “speculative
bubble”). Namun di dunia modern, siklus terjadi karena interkoneksi yang
tengah tumbuh antara pasar komoditas dan berkembangnya pasar finansial yang
mengakibatkan terjadinya resesi dan inflasi nasional dan bahkan global.
-Ketidakstabilan juga terjadi karena sensifitas pasar terhadap
ekspektasi konsumen dan investor. Pergeseran kecil psikologi konsumen dan
investor dapat mengakibatkan gelombang pesimisme yang mendorong pasar
terjungkal ke dalam spiral kebangkrutan ekonomi.
-Pada ekonomi pasar, pemenang kompetisi dapat memperoleh basis kekuatan
yang memungkinkan mereka menekan kompetisi lebih lanjut. Proses ini dapat
mengurangi fleksibilitas mekanisme harga dan karena itu menurunkan kemampuan
pasar dalam merespon secara cepat perubahan kondisi ekonomi. Misalnya, bila
upah dan harga dipaksa naik oleh kekuatan pasar serikat pekerja dan perusahan
besar, maka resesi bisa menjadi satu-satunya solusi ekonomi bagi tekanan
inflasi yang diakibatkannya.