Sunday, October 20, 2013

EKOPOL



APA ITU EKONOMI POLITIK?
Bruno S. Frey (1994) (1)
Ekonomi politik adalah (suatu gugusan teori yang didasarkan pada pemahaman mengenai) saling ketergantungan antara ekonomi dengan politik. Ekonomi dan politik berinteraksi dengan banyak cara dalam rangka alokasi sumberdaya, distribusi pendapatan, stabilisasi. Ekonomi dan politik tidak dapat dipisahkan. Para pengambil keputusan (aktor) bidang ekonomi dan bidang politik tergantung satu sama lain dan keduanya adalah aktor utama sistem ekonomi politik. Keputusan yang diambil oleh para aktor, dan karena itu perkembangan dan hasil seluruh sistem, tergantung pada aturan dan institusi yang membentuk kerangka dasarnya. Perilaku ekonomi, dengan kata lain, dapat dipengaruhi dengan mengubah aturan dan institusi. Perubahan semacam ini hanya mungkin terjadi melalui suatu konsensus sosial, dalam suatu situasi di mana para aktor tidak dapat memastikan apakah kepentingan pokok mereka akan terpenuhi dengan adanya perubahan aturan dan institusi itu atau tidak.

INTERACTION BETWEEN THE ECONOMY AND THE POLITY IN A POLITICO-ECONOMIC MODEL


APA ITU EKONOMI POLITIK?
Caporaso dan Levine (1992) (1)
Ekonomi politik muncul pada abad 18 didorong oleh perubahan dramatik dalam sistem pemenuhan kebutuhan, baik dalam hal sifat dan jenis kebutuhan maupun dalam hal cara produksi dan distribusi barang dan jasa untuk memenuhinya. Perubahan tersebut ditandai oleh pergeseran istilah dari “economy” menjadi “political economy”. Karena itu, pengertian ekonomi politik dapat ditelusuri dari sisi ekonomi maupun dari sisi politik.
Istilah EKONOMI menunjuk pada manajemen rumah tangga. Istilah ini relevan untuk masa di mana kebutuhan muncul dan hal-hal untuk memenuhinya diproduksi di rumah tangga. Ekonomi Politik menunjuk pada manajemen urusan ekonomi suatu negara.
Istilah POLITIK menunjuk pada dua kualitas sistem pemenuhan kebutuhan yang saling terkait. Pertama, sistem yang menghubungkan orang-orang yang saling independen (saling tidak mengenal). Dalam situasi ini, usaha pemenuhan kebutuhan kita tergantung pada orang lain, bukan pada keluarga. Kedua, batas-batas pemenuhan kebutuhan kini bersifat politis; tanggung jawab pemenuhan kebutuhan jatuh ke otoritas publik, kepada kepala negara bukan kepala rumah tangga.
Pada tahap awal, ekonomi politik lebih banyak mengeluarkan rekomendasi kepada “negara” mengenai cara terbaik mengelola urusan ekonomi negara sehingga kebutuhan sebagian besar warga negara dapat dipenuhi.
Munculnya ekonomi politik membawa serta perdebatan mengenai tanggung jawab negara dalam bidang ekonomi. Apakah negara berkewajiban menentukan kebutuhan yang harus dipenuhi dan memobilisasi sumberdaya untuk menjamin pemenuhan kebutuhan tsb? Atau, mana lebih baik: pemenuhan kebutuhan diserahkan kepada masyarakat atau diurus negara?
Perdebatan tersebut mengelompok pada dua bagian yang melandasi munculnya berbagai pendekatan dalam ekonomi politik. Pertama, the idea of a self-regulating market. Kedua, the notion of a public agenda.





PENDEKATAN EKONOMI POLITIK
Caporaso dan Levine (1992)
-THE CLASSICAL APPROACH
-MARXIAN POLITICAL ECONOMY
-NEOCLASSICAL POLITICAL ECONOMY
-KEYNESIAN POLITICAL ECONOMY
-ECONOMIC APPROACHES TO POLITICS
-POWER-CENTERED APPROACHES
-STATE-CENTERED APPROACHES
-JUSTICE-CENTERED THEORIES

Barry Clark (1991)
-THE CLASSICAL LIBERAL PERSPECTIVE
-THE RADICAL PERSPECTIVE
-THE CONSERVATIVE PERSPECTIVE
-THE MODERN LIBERAL PERSPECTIVE

Alt and Shepsle (1990)
-THE NORMATIVE POLITICAL ECONOMY
-THE HISTORICAL APPROACHES TO POLITICAL ECONOMY
-THE POSITIVE POLITICAL ECENOMY

MARKET vs STATE (GOVERNMENT)
APA ITU EKONOMI POLITIK?
Caporaso dan Levine (1992) (3)
Munculnya ekonomi politik membawa serta perdebatan mengenai tanggung jawab negara dalam bidang ekonomi. Apakah negara berkewajiban menentukan kebutuhan yang harus dipenuhi dan memobilisasi sumberdaya untuk menjamin pemenuhan kebutuhan tsb? Atau, mana lebih baik: pemenuhan kebutuhan diserahkan kepada masyarakat atau diurus negara?
Perdebatan tersebut mengerucut pada dua kelompok gagasan yang melandasi munculnya berbagai pendekatan dalam ekonomi politik. Pertama, the idea of a self-regulating market. Kedua, the notion of a public agenda.

PRIMARY GOALS
-ECONOMICS
--Berkaitan dengan usaha untuk mencapai standar hidup material tertinggi yang paling mungkin berdasarkan sumberdaya yang tersedia.
--Untuk memaksimalkan kemakmuran, ekonomi berurusan dengan produksi dan distribusi barang dan jasa.
--Kemakmuran ekonomi mencakup tiga dimensi: efisiensi, pertumbuhan, dan stabilitas.
-POLITICS
--Berkaitan dengan usaha untuk mencapai keadilan dengan menegakkan hukum dan struktur otoritas yang mengikat semua individu dalam suatu masyarakat.
--Tujuan keadilan meliputi tiga dimensi: kebebasan individu, keadilan distribusi manfaat dan beban, dan keteraturan sosial.
MASALAH: pemisahan di atas tidak memenuhi kepahaman optimal karena kemakmuran dan keadialn erat terkait. Pada masyarakat yang paling makmur, ditemukan ciri-cirti keadilan tertinggi.

INSTITUTIONAL ARENAS
-ECONOMICS
--Ekonomi adalah hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas yang terjadi di pasar.
--Aktivitas-aktivitas termaksud mencakup penjualan dan pembelian barang dan jasa.
-POLITICS
-- Politik adalah hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas yang terjadi di pemerintahan.
-- Aktivitas-aktivitas termaksud mencakup kampanye, pemilihan, dan pembuatan peraturan/kebijakan.
MASALAH: pemisahan di atas tidak memenuhi kepahaman optimal karena seringkali aktivitas-aktivitas politik memiliki ciri-ciri aktivitas jual beli, yaitu pertukaran saling mengungtungkan antarindividu atau antarkelompok kepentingan dan sebaliknya.

PRIMARY ACTORS
-ECONOMICS
--Aktivitas ekonomi dilakukan oleh individu-individu (atau perusahaan) yang bertindak secara otonom.
-POLITICS
--Aktivitas politik dilakukan oleh seluruh masyarakat secara kolektif untuk mengejar tujuan.
MASALAH: pemisahan di atas tidak memenuhi kepahaman optimal karena seringkali pilihan dan tindakan individual berdampak pada kolektivitas dan sebaliknya, pilihan atau tindakan kolektif mempengaruhi pilihan-pilihan individual.

A. MARKET AS AN ECONOMIC INSTITUTION
Pasar adalah sistem pertukaran di mana penawaran dan permintaan berinteraksi untuk menentukan harga produk dan sumberdaya. Analisis mengenai potensi pasar dalam mencapai kemakmuran ekonomi akan difokuskan pada EFISIENSI, PERTUMBUHAN, DAN STABILITAS.
A.A Economic Efficiency (1)
Potensi Pasar Dalam Mewujudkan Efisiensi Ekonomi
-Pasar kompetitif sempurna akan mengarahkan penggunaan sumberdaya yang mampu mewujudkan Pareto Optimal dengan cara mengkoordinasikan sejumlah besar (tak terhingga) transaksi dengan supervisi politik seminimal mungkin.
-Harga yang ditentuklan pasar akan menyediakan informasi dan insentif  untuk memandu individu-individu dan perusahaan membuat pilihan rasional bagaimana menggunakan sumberdaya dan membelanjakan uang mereka.
-Efisiensi ekonomi tercapai karena pasar [a] mengijinkan individu-individu melakukan pertukaran yang akan meninggikan tingkat kepuasan mereka, dan [b] mengembangkan berbagai kompetisi yang membuat semua orang berlomba mencapai yang terbaik dalam batas-batas sumberdaya dan teknologi yang tersedia.
-Di dunia nyata, kompetisi bersifat tidak sempurna karena [a] barriers to entry, [b] immobility of resources, [c] lack of information, [d] product differentiation, dan [e] concentrations of power akibat prasyarat teknis produksi dan keinginan individu menghindari kompetisi. Kompetisi yang tidak sempurna ini mengakibatkan inefisiensi ekonomi.
-Adanya eksternalitas.
-Pasar kadang memboroskan sumberdaya. Pada situasi tertentu, kompetisi menjadi amat keras dan memperlemah ikatan-ikatan sosial sehingga mengakibatkan alienasi, apatisme, keputusasaan, bahkan permusuhan. Kondisi psikologis ini akan mempengaruhi kinerja individu, perusahaan, dan ekonomi secara keseluruhan.
-Meskipun mampu meningkatkan efisiensi ekonomi, pasar seringkali mengabaikan efisiensi sosial yang membuat kaum miskin tidak mampu sekolah, berobat, dan menikmati permukiman yang layak.
-Kompetisi dalam ekonomi pasar kadang amat mahal. Dalam banyak kasus, biaya iklan suatu produk kadang melampaui anggaran negara untuk membiayai tujuan-tujuan kolektif seperti lingkungan bersih, pendidikan, dll.

A.B. Growth
Potensi Pasar Dalam Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi
-Pasar merupakan mekanisme yang digdaya dalam meningkatkan ketersediaan dan produktivitas sumberdaya ekonomi. Karena konsekuensi setiap keputusan menjadi tanggung jawab individu, maka pasar mendorong tumbuhnya perilaku yang penuh kehati-hatian tetapi sekaligus penuh ketekunan dan kerja keras. Adanya insentif dan disinsentif finansial akan mendorong pertambahan pemakaian sumberdaya; dan adanya peluang profit akan memacu inovasi dan pengambilan risiko. Kombinasi faktor-faktor tersebut akan melahirkan pertumbuhan ekonomi.
-Pasar menghasilkan efek psikologis yang mendorong pertumbuhan. Dengan meminimalkan hambatan moral dan norma-norma kultural, pasar akan membuat individu-individu melepaskan diri dari identitas dan peran-peran tradisional mereka. Ini akan melahirkan perubahan gaya hidup dan bentuk-bentuk ekspresi. Energi perubahan ini merupakan sumberdaya penting dinamisme masyarakat pasar yang akan mendorong inovasi, kreativitas, dan peningkatan standar hidup. Secara tak terelakkan, dorongan ini akan memberikan energi untuk keberlanjutan inovasi dan ekspansi ekonomi.
Tantangan Pasar Dalam Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi
-Kapasitas pasar untuk tumbuh dibatasi oleh ketidakmampuannya menyediakan infrastruktur sosial secara memadai. Pertumbuhan memerlukan sistem transportasi, pendidikan, dan barang-barang publik lain yang tidak mampu disediakan pasar karena sulit meminta individu-individu untuk membayarnya. Investasi di bidang-bidang tersebut meskipun esensial bagi pertumbuhan ekonomi juga tidak menarik para investor.
-Individualisme kompetitif dalam ekonomi pasar membawa serta dua kecenderungan yang menghambat pertumbuhan. [1] Kompetisi meningkatkan status sosial dapat mendorong perilaku konsumtif. Meskipun tingkat permintaan tinggi dapat mendorong ekspansi ekonomi jangka pendek, namun tingkat tabungan yang rendah justru akan menghambat investasi sebagai kunci utama pertumbuhan ekonomi jangka panjang. [2] Individualisme kompetitif dapat memunculkan alienasi, frustasi, dan kecemburuan yang merusak produktivitas dan akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi. Individu-individu akan berusaha melindungi diri dari kekejaman kompetisi dengan membentuk kelompok-kelompok kepentingan yang akan menjadi kekuatan yang menekan fleksibilitas dan dinamisme yang melandasi ekspansi ekonomi pasar.

A.C. Stability
Potensi Pasar Dalam Mewujudkan Stabilitas Ekonomi
-Pasar sangat fleksibel dalam merespon perubahan pola preferensi konsumen, teknologi, atau ketersediaan sumberdaya. Pasar secara keseluruhan tidak banyak terpengaruh oleh perubahan mode, inovasi, bahkan bencana alam. Melalui mekanisme harga, seluruh perubahan tersebut akan segera direspons secara tepat oleh bisnis dan konsumen melalui penyesuaian produksi dan konsumsi. Kecepatan bereaksi inilah yang membuat pasar mampu menjaga stabilitas ekonomi.
-Stabilitas pasar juga difasilitasi oleh fluktuasi suku bunga pinjaman. Jika pereokonomian sedang lesu, suku bunga akan jatuh sampai kredit dan investasi kembali atraktif. Sebalikya, tatkala ekonomi sedang memanas, suku bunga akan naik. Fluktuasi suku bunga ini membantu menstabilkan perekonomian.

Tantangan Pasar Dalam Mewujudkan Stabilitas Ekonomi
-Siklus ekonomi (ledakan kemajuan dan kemerosotan tajam) seringkali terjadi sejak pasar menjadi institusi yang dominan dalam mengorganisasikan produksi. Awalnya siklus ini terjadi di pasar tertentu yang dipicu oleh antisipasi pembeli atas kenaikan harga (biasanya disebut “speculative bubble”). Namun di dunia modern, siklus terjadi karena interkoneksi yang tengah tumbuh antara pasar komoditas dan berkembangnya pasar finansial yang mengakibatkan terjadinya resesi dan inflasi nasional dan bahkan global.
-Ketidakstabilan juga terjadi karena sensifitas pasar terhadap ekspektasi konsumen dan investor. Pergeseran kecil psikologi konsumen dan investor dapat mengakibatkan gelombang pesimisme yang mendorong pasar terjungkal ke dalam spiral kebangkrutan ekonomi.
-Pada ekonomi pasar, pemenang kompetisi dapat memperoleh basis kekuatan yang memungkinkan mereka menekan kompetisi lebih lanjut. Proses ini dapat mengurangi fleksibilitas mekanisme harga dan karena itu menurunkan kemampuan pasar dalam merespon secara cepat perubahan kondisi ekonomi. Misalnya, bila upah dan harga dipaksa naik oleh kekuatan pasar serikat pekerja dan perusahan besar, maka resesi bisa menjadi satu-satunya solusi ekonomi bagi tekanan inflasi yang diakibatkannya.