POB (Pengembangan Organisasi dan Birokrasi)
PENGEMBANGAN ORGANISASI
1. Pengertian Pengembangan Organisasi (OD)
a.Strategi untuk merubah nilai-nilai daripada manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi itu adaptif dengan lingkungannya.
b.Suatu penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu organisasi.
2. Mengapa Pengembangan Organisasi (OD) Perlu Dilakukan?
Dalam kenyataannya organisasi seringkali terjadi stagnan yang disebabkan keengganan manusia untuk mengikuti perubahan, dimana perubahan dianggap bisa menyebabkan dis equilibrium. Hal ini mengakibatkan patologi dalam organisasi sehingga perlu dilakukan evaluasi, adaptasi, kaderisasi dan inovasi.
Sebab-sebab penolakan/ penentangan terhadap perubahan adalah :
a.Security
Merasa tidak aman dengan kondisi baru yang belum diketahui sehingga perlu penyesuaian.
b.Economic (berkaitan dengan untung rugi)
Organisasi cenderung menolak perubahan karena tidak mau menanggung kerugian dengan adanya perubahan.
c.Psikologis dan budaya/kebiasaan
Ø Persepsi
Persepsi yang salah bisa menjadi sumber terjadinya sikap menentang terhadap perubahan.
Ø Emosi
Emosi akan menimbulkan prasangka sehingga cenderung menolak perubahan.
Ø Kultur
Berguna sebagai dasar dalam menilai hal-hal baru yang diterimanya.
Faktor –faktor penyebab dilakukannya pengembangan organisasi adalah :
a. Kekuatan eksternal
Ø Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi.
Ø Perkembangan IPTEK.
Ø Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat organisasi berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi untuk masa depan organisasi.
b. Kekuatan internal
Struktur, sistem dan prosedur, perlengkapan dan fasilitas, proses dan sasaran bila tidak cocok akan membuat organisasi melakukan perbaikan. Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.
Didalam OD terdapat pendekatan integratif yaitu :
a. Adanya organisasi dan manajemen yang terencana ke arah organisasi dan manajemen yang manusiawi.
b. Adanya perkembangan konsepsi latihan kepekaan dan studi laboratorium. Pemikiran ini didahului oleh Kurt Lewin mengenai Counter Group bergeser pda Incounter Group. Hal ini dirasa tidak bisa membantu didalam prakteknya.
c. Pengembangan potensi manusia.
Geseran didalam OD terjadai pada nilai, proses dan teknologi.
a. Geseran / perubahan nilai yang dibawa OD diantaranya adalah:
Ø Penggunaan seluruh sumber-sumber yang tersedia.
Ø Pengembangan potensi manusia.
Ø Efektivitas dan kesehatan organisasi.
Ø Pekerjaan yang menarik dan menantang.
Ø Kesempatan untuk mempengaruhi lingkungan kerja.
Ø Penerimaan terhadap kemanusiaan.
Nilai yang dicari untuk mengembangkan OD adalah nilai yang dianggap tepat, benar dan baik dalam pengelolaan SDM.
b. Geseran proses meliputi:
Ø Proses efektif
Ø Proses manajemen
Ø Proses pelaksanaan kerja
c. Geseran teknologi yang diutamakan adalah teknologi yang bisa menjawab kualifikasi posisi manusia.
3. Karakteristik Pengembangan Organisasi
a. Keputusan penuh dengan pertimbangan.
b. Diterapkan pada semua sub sistem manusia baik individu, kelompok dan organisasi.
c. Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi.
d. Kolaborasi.
e. Teori sebagai alat analisis.
4. Langkah-Langkah Pengembangan Organisasi
a. Penilaian keadaan.
b. Pemecahan masalah.
c. Implementasi.
d. Evaluasi.
4.1. ACTION RESEARCH (PENELITIAN TINDAKAN)
Action Research merupakan tindakan pemecahan masalah organisasi yang dilakukan dengan berbasiskan data maupun model-model teori.
A. Tahap Penilaian Keadaan.
Didalam mengembangkan action research pada pengembangan organisasi menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari 4 komponen (Karl Albrecht) yaitu:
1.Sistem sosial
a. Orang-orang yang menjadi anggota organisasi.
b. Kekuatan formal dalam organisasi.
c. Nilai-nilai yang hidup dalam organisasi.
d. Norma-norma.
e. Sistem ganjaran.
f. Iklim sosial.
g. Jaringan komunikasi.
2.Sistem teknik
a. Orang-orang sebagai faktor produksi.
b. Fasilitas-fasilitas yang dipakai dalam faktor produksi.
c. Sumber modal.
d. Bahan mentah.
e. Arus kegiatan/ kerja.
f. Metode dan prosedur kerja.
3.Sistem administrasi
a. Orang-orang yang melakukan aktivitas pekerjaan.
b. Struktur organisasi.
c. Unit-unit yangada dalam organisasi.
d. Media yang digunakan dalam penyampaian informasi.
e. Arus informasi.
4.Sistem strategi
a. Kelompok manajemen puncak.
b. Hubungan hierarkhi.
c. Sistem perencanaan.
d. Petunjuk tertulis tentang prosedur kerja.
e. Sistem informasi manajemen.
Selain 4 komponen pendekatan system diatas, untuk mengadakan penilaian keadaan dapat pula dengan mempertimbangkan gaya kepemimpinan dan pengembangan kelompok.
B.Tahap Pemecahan Masalah
1. Perumusan pemecahan masalah
a. Permasalahan yang hendak dipecahkan dicari gejala permasalahannnya.
b. Apakah yang harus diubah untuk memecahkan permasalahan tersebut.
c. Sasaran apa yang diharapkan dari perubahan dan bagaimana sasaran itu diukur.
2. Peroleh data.
3. Analisa data.
C. Tahap Implementasi
Didalam tahap implementasi ini ada 3 pendekatan yang bisa dilakukan yaitu:
1. Share power (karyawan/ staf dan pimpinan mempunyai posisi yang sama dalam pengambilan keputusan).
2. Delegated (seberapa jauh karyawan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan)
3. Unilateral (tidak melibatkan karyawan)
Sedangkan Albrecht menitik beratkan tahap implementasi pada model “gelandang eksekutif” yaitu yang melakukan pengembangan dalam organisasi adalah pihak eksekutif (top manajer) dimana setiap anggota top manajer harus memberikan perhatian dan tanggungjawab pada pelaksanaan kerja. Tugas dari gelandang eksekutif itu sendiri adalah:
a. menyetujui agar setiap pekerjaan dapat dilaksanakan.
b. Meminta sumbangan pemikiran dari berbagai eksekutif.
D.Tahap Evaluasi
Tujuan :
1. Kesinambungan program.
2. Usaha membandingkan hasil dengan aktivitas yang dilakukan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap evaluasi:
1. Peninjauan Program.
Artinya setiap kegiatan harus dikaitkan dengan keseluruhan program.
2. Menentukan fakta baru.
Artinya harus melihat kembali 4 komponen pendekatan sistem.
Ø Sistem sosial (menyangkut norma dan nilai yang tumbuh dalam organisasi)
Ø Sistem teknik (menyangkut perubahan dan mencari nilai positif dari perubahan).
Ø Sistem administrasi (berkaitan dengan informasi dari pimpinan ke staf/karyawan atau sebaliknya apakah ada hambatan atau tidak).
Ø Sistem strategi.
Keempatnya dikaitkan dengan meningkat atau menurunnya produktivitas sehingga akan dapat diketahui berhasil atau tidaknya tujuan organisasi.
3. Mementingkan yang positif.
4. Lebih memfokuskan pada hal-hal yang sedang berlangsung.
5. Menciptakan penghargaan dan keyakinan bahwa keadaan akan menjadi baik.
1. Pengertian Pengembangan Organisasi (OD)
a.Strategi untuk merubah nilai-nilai daripada manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi itu adaptif dengan lingkungannya.
b.Suatu penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur) suatu organisasi.
2. Mengapa Pengembangan Organisasi (OD) Perlu Dilakukan?
Dalam kenyataannya organisasi seringkali terjadi stagnan yang disebabkan keengganan manusia untuk mengikuti perubahan, dimana perubahan dianggap bisa menyebabkan dis equilibrium. Hal ini mengakibatkan patologi dalam organisasi sehingga perlu dilakukan evaluasi, adaptasi, kaderisasi dan inovasi.
Sebab-sebab penolakan/ penentangan terhadap perubahan adalah :
a.Security
Merasa tidak aman dengan kondisi baru yang belum diketahui sehingga perlu penyesuaian.
b.Economic (berkaitan dengan untung rugi)
Organisasi cenderung menolak perubahan karena tidak mau menanggung kerugian dengan adanya perubahan.
c.Psikologis dan budaya/kebiasaan
Ø Persepsi
Persepsi yang salah bisa menjadi sumber terjadinya sikap menentang terhadap perubahan.
Ø Emosi
Emosi akan menimbulkan prasangka sehingga cenderung menolak perubahan.
Ø Kultur
Berguna sebagai dasar dalam menilai hal-hal baru yang diterimanya.
Faktor –faktor penyebab dilakukannya pengembangan organisasi adalah :
a. Kekuatan eksternal
Ø Kompetisi yang semakin tajam antar organisasi.
Ø Perkembangan IPTEK.
Ø Perubahan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial yang membuat organisasi berfikir bagaimana mendapatkan sumber diluar organisasi untuk masa depan organisasi.
b. Kekuatan internal
Struktur, sistem dan prosedur, perlengkapan dan fasilitas, proses dan sasaran bila tidak cocok akan membuat organisasi melakukan perbaikan. Perubahan organisasi dilakukan untuk mencocokkan dengan kebutuhan yang ada.
Didalam OD terdapat pendekatan integratif yaitu :
a. Adanya organisasi dan manajemen yang terencana ke arah organisasi dan manajemen yang manusiawi.
b. Adanya perkembangan konsepsi latihan kepekaan dan studi laboratorium. Pemikiran ini didahului oleh Kurt Lewin mengenai Counter Group bergeser pda Incounter Group. Hal ini dirasa tidak bisa membantu didalam prakteknya.
c. Pengembangan potensi manusia.
Geseran didalam OD terjadai pada nilai, proses dan teknologi.
a. Geseran / perubahan nilai yang dibawa OD diantaranya adalah:
Ø Penggunaan seluruh sumber-sumber yang tersedia.
Ø Pengembangan potensi manusia.
Ø Efektivitas dan kesehatan organisasi.
Ø Pekerjaan yang menarik dan menantang.
Ø Kesempatan untuk mempengaruhi lingkungan kerja.
Ø Penerimaan terhadap kemanusiaan.
Nilai yang dicari untuk mengembangkan OD adalah nilai yang dianggap tepat, benar dan baik dalam pengelolaan SDM.
b. Geseran proses meliputi:
Ø Proses efektif
Ø Proses manajemen
Ø Proses pelaksanaan kerja
c. Geseran teknologi yang diutamakan adalah teknologi yang bisa menjawab kualifikasi posisi manusia.
3. Karakteristik Pengembangan Organisasi
a. Keputusan penuh dengan pertimbangan.
b. Diterapkan pada semua sub sistem manusia baik individu, kelompok dan organisasi.
c. Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi.
d. Kolaborasi.
e. Teori sebagai alat analisis.
4. Langkah-Langkah Pengembangan Organisasi
a. Penilaian keadaan.
b. Pemecahan masalah.
c. Implementasi.
d. Evaluasi.
4.1. ACTION RESEARCH (PENELITIAN TINDAKAN)
Action Research merupakan tindakan pemecahan masalah organisasi yang dilakukan dengan berbasiskan data maupun model-model teori.
A. Tahap Penilaian Keadaan.
Didalam mengembangkan action research pada pengembangan organisasi menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari 4 komponen (Karl Albrecht) yaitu:
1.Sistem sosial
a. Orang-orang yang menjadi anggota organisasi.
b. Kekuatan formal dalam organisasi.
c. Nilai-nilai yang hidup dalam organisasi.
d. Norma-norma.
e. Sistem ganjaran.
f. Iklim sosial.
g. Jaringan komunikasi.
2.Sistem teknik
a. Orang-orang sebagai faktor produksi.
b. Fasilitas-fasilitas yang dipakai dalam faktor produksi.
c. Sumber modal.
d. Bahan mentah.
e. Arus kegiatan/ kerja.
f. Metode dan prosedur kerja.
3.Sistem administrasi
a. Orang-orang yang melakukan aktivitas pekerjaan.
b. Struktur organisasi.
c. Unit-unit yangada dalam organisasi.
d. Media yang digunakan dalam penyampaian informasi.
e. Arus informasi.
4.Sistem strategi
a. Kelompok manajemen puncak.
b. Hubungan hierarkhi.
c. Sistem perencanaan.
d. Petunjuk tertulis tentang prosedur kerja.
e. Sistem informasi manajemen.
Selain 4 komponen pendekatan system diatas, untuk mengadakan penilaian keadaan dapat pula dengan mempertimbangkan gaya kepemimpinan dan pengembangan kelompok.
B.Tahap Pemecahan Masalah
1. Perumusan pemecahan masalah
a. Permasalahan yang hendak dipecahkan dicari gejala permasalahannnya.
b. Apakah yang harus diubah untuk memecahkan permasalahan tersebut.
c. Sasaran apa yang diharapkan dari perubahan dan bagaimana sasaran itu diukur.
2. Peroleh data.
3. Analisa data.
C. Tahap Implementasi
Didalam tahap implementasi ini ada 3 pendekatan yang bisa dilakukan yaitu:
1. Share power (karyawan/ staf dan pimpinan mempunyai posisi yang sama dalam pengambilan keputusan).
2. Delegated (seberapa jauh karyawan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan)
3. Unilateral (tidak melibatkan karyawan)
Sedangkan Albrecht menitik beratkan tahap implementasi pada model “gelandang eksekutif” yaitu yang melakukan pengembangan dalam organisasi adalah pihak eksekutif (top manajer) dimana setiap anggota top manajer harus memberikan perhatian dan tanggungjawab pada pelaksanaan kerja. Tugas dari gelandang eksekutif itu sendiri adalah:
a. menyetujui agar setiap pekerjaan dapat dilaksanakan.
b. Meminta sumbangan pemikiran dari berbagai eksekutif.
D.Tahap Evaluasi
Tujuan :
1. Kesinambungan program.
2. Usaha membandingkan hasil dengan aktivitas yang dilakukan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap evaluasi:
1. Peninjauan Program.
Artinya setiap kegiatan harus dikaitkan dengan keseluruhan program.
2. Menentukan fakta baru.
Artinya harus melihat kembali 4 komponen pendekatan sistem.
Ø Sistem sosial (menyangkut norma dan nilai yang tumbuh dalam organisasi)
Ø Sistem teknik (menyangkut perubahan dan mencari nilai positif dari perubahan).
Ø Sistem administrasi (berkaitan dengan informasi dari pimpinan ke staf/karyawan atau sebaliknya apakah ada hambatan atau tidak).
Ø Sistem strategi.
Keempatnya dikaitkan dengan meningkat atau menurunnya produktivitas sehingga akan dapat diketahui berhasil atau tidaknya tujuan organisasi.
3. Mementingkan yang positif.
4. Lebih memfokuskan pada hal-hal yang sedang berlangsung.
5. Menciptakan penghargaan dan keyakinan bahwa keadaan akan menjadi baik.
C.W Cook et al (1997)
Perubahan adalah proses dimana kita berpindah dari
yang berlaku menuju ke kondisi yang diinginkan, yang dilakukan oleh para
individu, kelompok – kelompok, serta organisasi – organisasi dalam hal bereaksi
terhadap kekuatan – kekuatan dinamik internal maupun eksternal.
Kandungan pengertian perubahan organisasi mencakup ruang lingkup besaran
perubahan, aktor, dan penyebabnya. Alternatif besaran perubahan organisasi yang
dilaksanakan mencakup:
1.
Organizational development
Adalah perubahan yang direncanakan dengan mengharapkan
adanya perubahan perilaku pegawai dalam melaksanakan kerja yang didasarkan
corporation (kerjasama) secara terbuka. Sehingga
sasaran dari Organizational development adalah membangun human relation dalam
institutional building mekanisme, setidaknya terbangunnya team work dalam
organisasi yang berbasis kerjasama, harmonisasi, dan sinkorasi pada tataran
proses.
2.
Organizational Change
Adalah perubahan organisasi dengan alternatif sasaran
perubahan struktural, perubahan strategi, perubahan teknologi (perubahan
manusianya).
3.
Organizational Transformation
Adalah upaya perubahan yang dilakukan bersifat drastis
dan mendesak (mendadak) yang diarahkan pada 3 faktor organizational, yaitu:
1.
Struktur
organisasi sebagai keseluruhannya
2.
Proses manajemen
3.
Kultur
organisasi (Siagian, 2007: 230-231)
Contoh:
Perubahan PJ. KAI menjadi PT. KAI (adanya DAOP membuat pimpinan tidak terpecah
– pecah dan tidak seenaknya sendiri lagi karena berada dibawah Daerah
Operasional)
Winardi (205:2) Perubahan organisasi adalah tindakan beralihnya sesuatu
dari kondisi yang berlaku kini, menuju ke kondisi masa yang akan datang yang
diinginkan guna meningkatkan efektivitas organisasi.
Alternatif macam bentuk perubahan salah satunya adalah perubahan teknologi yang meliputi produk –
produk serta proses baru yang diperlukannya.
Karakteristik proses perubahan:
Pada organizational development dan organizational change, proses
perubahan berjalan gradual dengan pendekatan partisipatif.
Pada organizational transformation, proses perubahan yang radikal,
revolusioner, dengan menggunakan pendekatan direktif diimbangi dengan reward
and punishment yang jelas dan tegas. Misalnya perubahan besaran organisasi dan
restrukturisasi yang sifatnya signifikan dan mendasar.
Cook dan Hunsaker (2010:530) “Faktor Eksternal dan
Faktor Internal”
Faktor
Eksternal:
1. Perkembangan teknologi
2. Kondisi – kondisi ekonomi (resesi/ekspansi, fluktuasi
suku bunga, tingkat tenaga kerja internasional)
3. Kompetisi global (keberhasilan ekonomi di kawasan
Asia, uninflasi Uni Eropa, merger – merger dan konsolidasi – konsolidasi
perusahaan besar)
4. Perubahan – perubahan sosial dan demografik (perhatian
yang makin meningkat terhadap persoalan – persoalan lingkungan, diversitas
kultural yang makin meningkat, tingkat edukasi yang meningkat, kesenjangan
kelompok miskin dan kaya yang semakin meningkat).
Perubahan
Organisasi : Tindakan beralih
1.
Perubahan
teknologi (bisa material/metode kerja, produk2/proses2 baru yang diperlukan,
kebijakan).
2.
Perubahan
Struktural: perubahan kebijakn/prosedur2 baru, perubahan posisi orang (struktur
diubah), merubah kembali organisasi, reward and punishment.
3.
Perubahan
manusia yang mencakup perilaku yang baru diperlukandalam aktivitas organisasi.
4.
OD,
perubahan yang direncanakan denngan mengharapkan adanya perubahan perilaku
pegawai dalam melaksanakan kerja yang didasarkan coorporation secara terbuka
(dalam artian kerja adl human relationà untuk mencegah
konflik à
membangun kekompakan dalam organisasi, bukan output. Kekompakan dapat tidak
memiliki dampak pada efektifitas kinerja organisasi) – perilaku yang dirubah
untuk menjadi lebih baik, mis: kerja, menghormati orang lain dsb.
Sehingga sasaran OD adalah membangun
human relation dalam institusional building; mekanismenya setidaknya terbangun
team work dalam organisasi yang berbasis kerjasama, harmonisasi dan
sinkronisasi pada tataran proses.
5.
Organizational
Change: dengan alternatif sasaran perubahan struktural, perubahan strategi,
perubahan teknologi dan perubahan manusianya.
6.
Transformasi
organisasi (Siagian): upaya perubahan yang dilakukan bersifat drastis dan
mendesak yang diarahkan pada 3 faktor organisasional, yaitu: stuktur organisasi
sebagai keseluruhannya; proses manajemen; kultur organisasi.
Misal : perubahan PJKAI menjadi PT KAI,
sehingga terdapat Daop di setiap daerah, akibatnya kepala stasiun tidak lagi
bisa semena-mena. Kepala stasiun dikurangi kewenangannyadan diawasi oleh Daop.
Manajemen dan prosesnya juga berubah sehingga kereta ekonomi sekarang
menggunakan nomor kursi (merupkan budaya untuk menghormati orang lain).
Transformation Organizationalà perubahan yang
radikalà
perubahan yang paling gampang dilakukan adalah dalam hal rekrutmen dengan
memasukkan hal2 atau nilai serta norma2 yang baru.
KARAKTERISTIK
PERUBAHAN ORGANISASI
· Pada OD dan OC,
proses perubahan berjalan gradual denngan pendekatakan partisipatif. Perubahan
secara perlahan à biasanya organisasi publik
(karena organisasi publilk memiliki desain organisasi yang membuat mereka
menjadi lambat untuk mengadakan perubahan)à mengandalkan
partisipasi dari organisasi.
· TO, proses
perubahan yang radikal, revolusioner dengan menggunakan pendekatan direktif
diimbangi dengan reward dan punishment yang jelas dan tegas. Misal: perubahan
besar2an pada organisasi dan restrukturisasi yang sifatnya signifikan dan
mendasar.
Tanggal 27 Februari 2013
Organisasi tidak dapat menghasilkan output tanpa adanya peran (kelakuan
riil)
Output
Peran (kelakuan riil ≠ tugas)
Tugas
aksi antar wajib yang dilakukan / aksi riil oleh partisipan
Peran > Tugas = Kinerja Individu Tinggi
Peran < Tugas = Kinerja Individu Rendah
Peran = Tugas = Ideal
Keempat variabel tersebut mempunyai hubungan
interaksional dan saling mempengaruhi (interdepensia) artinya bila salah satu
berubah maka lainnya akan mengalami penyesuaian.
1.
Task (tugas),
meliputi unsur keluaran (output), produksi/tujuan akhir dari organisasi yang
diharapkan.
2.
Teknologi atau
peralatan teknis yang dipergunakan oleh suatu organisasi untuk menghasilkan
produksinya, soft dan metode kerjanya dalam penyelesaian tugas.
3.
Struktur, yaitu
yang berkaitan dengan bagan organisasi, kebijaksanaan, ketentuan perundangan /
peraturan yang membahas kewenangan.
4.
Manusia (people)
adalah manusia sebagai partisipan organisasi.
Perubahan struktural yang lazim dilakukan adalah:
1. Reorganisasi
2. Restrukturisasi karena adanya merger (merger adlah dua
organisasi yang dilebur menjadi 1, biasanya terjadi di pemerintah daerah dan
pemerintah pusat)
3. Downsizing, mengurangi jumlah pegawai (memecat
pegawai)
4. Menambahkan sub/unit baru dalam organisasi yang sudah
ada.
Siagian (2007:
110-11) alasan melaksanakan perubahan struktur:
1.
Alasan bersifat
ekonomi, struktur datar, rentang kendali makin melebar maka akan mengurangi
biaya,
2.
Alasan
mengurangi tingkat hierari kewenangan dalam organisasi,
3.
Alasan lebih
dapat memberdayakan pegawai dengan cara ada keleluasaan pegawai untuk
mengeluarkan inovasinya.
DOWNSIZING
Downsizing (perampingan organisasi) adalah tindakan untuk mengurangi besarnya
ukuran organisasi dengan jalan melaksanakan pengurangan pegawai dan
dilaksanakannya rekayasa ulang pekerjaan dalam organisasi, yang berakibat pada
adanya pendalaman fungsi dan partisipan.
Kondisi penyebab dilaksanakannya DOWNSIZING adalah:
1.
Kinerja
organisasi yang jelek (produksi/proses), produk, inefisiensi jangka panjang
dalam aspek SDM)
2.
Adanya teknologi
yang dapat dinilai mampu mengangkat kinerja organisasi, terutama pada aspek
proses produksi.
Perubahan struktural diatas semua memerlukan rekayasa ulang. Rekayasa
ulang adalah menata ulang organisasi (perusahaan) dengan menantang doktrin,
prakterk dan aktivitas yang ada, kemudian secara inovatid menyebarkan kembali
modal dan sumber daya manusia ke dalam proses lintas fungsi. Peralatan ualng
ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan posisi bersaing organisasi, nilainya bagi
para pengguna produk dan jasa dan pemegang saham.
Pencapaian tujuan yang dikehendaki dalam perubahan organisasi tidak
didapatkan dengan mudah karena dalam pelaksanaanya akan menghadapi penolakan /
pertentangan.
Kurt Lewin (Winardi, 2003:26):
Perubahan organisasi terdiri dari 3 tahap:
-
Mencairkan
(unfreesing) keadaan status Quo,
-
Gerakan
(movement) ke keadaan baru,
-
Membekukan
kembali (refreezing) perubahan baru untuk menjadi permanen.
Tanggal 6 Maret 2013
Yukl (2007: 328) menyatakan:
Terdapat
sejumlah alasan mengapa orang menentang perubahan dalam organisasi, yaitu:
·
Kurangnya
kepercayaan, rasa tidak percaya pada orang yang mengusulkannya,
·
Keyakinan bahwa
perubahan tidak perlu, tidak adanya kebutuhan yang jelas untuk melakukan
perubahan karena adanya pandangan bahwa organisasi telah berhasil dengan cara
yang lalu,
·
Yakin bahwa
perubahan itu tidak mungkin berhasil karena didasarkan persepsi atas pengalaman
perubahan serupa yang tidak berhasil,
·
Ancaman
ekonomis. Berkurangnya bahkan hilangnya pendapatan pribadi, tunjangan /
keamanan pekerjaan,
·
Biaya yang
relatif tinggi. Perubahan akan membutuhkan biaya relatid besar, yang akan
menghilangkan biaya – biaya tradisional sebelumnya,
·
Ketakutan akan
kegagalan pribadi. Perubahan membuat beberapa keahlian menjadi usang dan
meminta pembelajaran cara baru melakukan pekerjaan. Orang yang kekurangan keyakinan diri akan
segan menukar prosedur yang telah mereka kuasai dengan prosedur baru yang
terbukti terlalu sulit,
·
Hilangnya status
dan kekuasaan. Perubahan dalam organisasi selalu menghasilkan beberapa
perubahan dalam kekuasaan relatif dan status bagi beberapa perubahan dalam
kekuasaan relatif dan status bagi organg – orang dan sub-unit
·
Ancaman terhadap
nilai dan idealisme. Perubahan yang terlihat tidak konsisten dengan nilai dan
idealisme yang kuat akan ditentang,
·
Kemarahan
terhadap campur tangan. Beberapa orang menentang perubahan karena mereka tidak
ingin dikendalikan oleh orang lain.
Pembuatan visi gambaran
tentang orang
Misi rumusan alternatif keputusan dan tempat
Posisi kendali kepentingan
v Orang yang pro dengan gagasan dari kita harus dihargai
dan dimanfaatkan betul, dan orang yang tidak setuju/ kontra dengan gagasan kita
juga harus dirangkul agar tidak menimbulkan konflik berkepanjangan dan mencegah
apabila ia punya banyak pendukung akan menghancurkan posisi kita.