Monday, December 30, 2013

ekopol



Teori Biaya Transaksi
Irfan Ridwan M.
PENDAHULUAN
TEORI INI dalam ekonomi politik dibahas dalam kelompok pembahasan ekonomi-politik kelembagaan.
Teori ekonomi-politik kelembagaan dibagi atas kelembagaan lama dan baru (Buchholz:1990).
Sama-sama mengritisi teori ekonomi neo-klasik tetapi kelembagaan lama dianggap oleh para ahli sama dengan teori neo-klasik.
Kelembagaan baru menganggap bahwa manusia memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), ada asymmetric information dalam setiap hubungan transaksional, dan cendrung oportunis.
Anda sudah memahami aktor rasional
Anda sudah memahami rent seeker
Anda sudah memahami opportunistic behavior
Anda sudah memahami ketidaksempurnaan informasi bahkan asimetrik
Dan keterbatasan rasionalitas
TRANSAKSI
To transact = “to do business with negotiation
Biaya transaksi muncul karena terjadinya kegiatan ekonomi di antara aktor-aktor yang ada dalam masyarakat.
Bromley (1989)
Ada dua jenis transaksi dalam masyarakat, yaitu transaksi komoditas dan transkasi kelembagaan.
Sebagian besar teori ekonomi terkait dengan hubungan komoditas, yaitu mengenai pembelian dan penjualan barang dan jasa. Domain ini disebut transksi komoditas.
Domain kedua adalah mengenai pengembangan keteraturan, struktur, stabilitas, dan prediksi proses pasar yang teratur dimana komoditas bergerak. Domain ini adalah domain mengenai transaksi atas aturan main yang disebut transaksi kelembagaan (institusi).
lanjutan
Peran transaksi kelembagaan amat besar dalam menentukan transaksi komoditas berjalan dengan efisien atau tidak, optimum atau tidak. Aransemen kelembagaan dalam hal ini memberi corak transaksi kelembagaan dan komoditas yang terjadi.
Institusi menentukan (1) domain pilihan aktor-aktor ekonomi; (2) hubungan antar individu; dan (3) apa yang boleh dan apa yang tidak.
Biaya Transaksi
(Ronald Coase: 1937)
Ekonomi yang ada di dunia ini mempunyai asumsi yang salah/tidak efisien karena menganggap tidak ada biaya transaksi (TC=0).
Pada kenyatannya, biaya transaksi eksis, dimana salah satu atau sejumlah pelaku ekonomi menanggung akibatnya.
lanjutan
Dalam aktivitas ekonomi ada dua jenis biaya yang dapat diidentifikasi.
Pertama, biaya-biaya yang tekait dengan produksi dan distribusi fisik suatu barang dan jasa.
Kedua, biaya-biaya yang diperlukan untuk pertukaran.
Total biaya dalam ekonomi tidak hanya ditentukan oleh penjumlahan biaya produksi (teknologi dan input yang digunakan) tetapi juga memerlukan biaya untuk bertransaksi yang ditentukan oleh aturan institusional.
lanjutan
Cara berpikir ini yang disebut oleh pakar sebagai cara berpikir ekonomi-politik kelembagaan baru.
Akibat adanya ekonomi kelembagaan baru, fenomena ekonomi tidak semata-mata dihitung dari supply dan demands saja (klasik), melainkan dihitung dari orientasi aktor, keadaan lingkungan aktor, karakter aktor dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi proses transaksi dalam pasar.
Ekonomi kelembagaan lama, semata-mata menghitung perkembangan pasar.
Oliver Williamson
Menyederhanakan biaya transaksi dalam bisnis.
Analisis biaya-biaya yang timbul akibat adanya kontrak (eksplisit/implisit) dalam dunia bisnis. Kontrak sangat penting karena menjadi dasar pengambilan keputusan.
Kelembagaan menentukan karakter dan besaran biaya transaksi. Setiap perusahaan menginginkan biaya yang rendah.
Harga pertama-tama menentukan, tetapi kemudian yang menentukan adalah transaksi kelembagaan.
Commons
Hubungan timbal balik transaksi komoditas dan aransemen kelembagaan secara terus menerus menuju perbaikan atau menuju kepada rasionalitas individu yang terlibat sebagai transaksi kelembagaan.
Biaya transaksi adalah biaya untuk memperoleh informasi, koordinasi, dan penegakkan aransemen kelembagaan transaksi yang terjadi.
Kirchner dan Picot (1987)
Komponen umum biaya transaksi terdiri dari: (1) biaya untuk mencari informasi; (2) biaya pembuatan kontrak; (3) biaya monitoring (pengecekan kuantitas, kualitas, dan lain-lain); dan (4) biaya adaptasi.
Komponen tersebut berubah-ubah tergantung dari aktor-aktor yang terlibat.
lanjutan
Menurut North (1990), biaya transaksi adalah biaya yang timbul untuk mendefinisikasi barang dan jasa serta untuk memaksakan pertukaran.
Furubotn dan Richter (1997) biaya transaksi adalah biaya untuk menciptakan, memanfaatkan, mengubah, dan mempertahankan kelembagaan.
Benham dan Benham (2000) menyatakan bahwa biaya transaksi adalah biaya yang timbul ketika individu melakukan pertukaran kepemilikan terhadap aset ekonomi dan mempertahankan hak ekslusif-nya.
Type of transactional cost
(Williamson)
Economical exchange
Political exchange
Economical Exchange
Cost of production of good and services.
Cost of distribution of good and services.
Cost of consumption of good and services.
Cost of providing of good and services.
Cost of regulating economic activity .
Policital Exchange
Five Kinds of Transactions Costs in Buying Votes
Costs to the buyers of reaching an agreement.
Costs of finding vote sellers.
Costs of negotiating.
Costs of monitoring the sellers.
Costs of enforcing the agreement against a defaulting seller.
lanjutan
Biaya transaksi dalam komoditas maupun kelembagaan mencakup pula persoalan perburuan rente (rent seeking).
Kelembagaan yang tidak kuat umumnya mudah bagi para pemburu rente yang merupakan biaya.
Perbaikan terus menerus kelembagan adalah kata kuncinya.
Bromley secara gamblang menyusun dari berbagai tingkatan kelembagaan harus ada penyempurnaan terus menerus.
Bagaimana biaya transaksi terjadi dalam kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia?
Biaya Transaksi di negara Berkembang
Biaya ekonomi riil seringkali sulit ditentukan karena informasi yang tidak lengkap
Biaya transaksi menjadi tinggi
Interest aktor ekonomi sangat tinggi memegang peranan daripada elemen harga
Aktor ekonomi cenderung mencari pengaruh pada kekuatan-kekuatan politik sehingga dapat memonopoli dan cenderung memelihara monopoli tersebut.
Biaya ekonomi ditambah biaya rent seeking cenderung tinggi
PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
KEBIJAKAN
MENGURANGI BIAYA TRANSAKSI DAN PRAKTIK EKONOMI BIAYA TINGGI
MEMPERBAIKI HARMONISASI PERATURAN PERUNDANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH
MEMPERBAIKI KEPASTIAN HUKUM,
MEMPERBAIKI KEBIJAKAN INVESTASI
MENGEMBANGKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN
MENINGKATKAN KAPASITAS PELAYANAN INFRASTRUKTUR

Thursday, December 5, 2013

ptp



          Nilai Pengambilan Keputusan
          Proses pengambilan keputusan terletak dari seberapa besar kontribusi keputusan yang diambil dalam meningkatkan nilai bagi organisasi
          Kualitas sebuah keputusan terletak pada seberapa “akurat” hasil (peristiwa)yang diramalkan atau diharapkan terwujud
          Masalah dan Pengambilan Keputusan
          Pengambilan keputusan mengikuti tipe masalah yang timbul, dan tipe masalah diselesaikan oleh dua tipe keputusan yang berabeda
Masalah  dapat dibedakan dua tipe (D. Rollinson&Broadfield dalam Dermawan, 2004):
  1. Masalah terikat (bounded problem), problem that can be more easily defined and treated as separate from the context in which they exist
2. Masalah tidak terikat (unbounded problem), ambiguous problems that are harder to defined and wich cannot easily separated from the context in which they exist
ü  Perbedaan tipe masalah akan menghasilkan perbedaan tipe keputusan.
ü  Beberapa keputusan dibuat terprogram dan beberapa keputusan lain dibuat dengan tidak terprogram
ü  Beberapa keputusan merupakan dorongan dari keinginan untuk mencapai tujuan, sedangkan keputusan lainnya merupakan tarikan faktor lingkungan (lihat model pengambilam keputusan)
ü  Baik tipe masalah maupun tipe keputusan pada akhirnya harus bermuara pada pemilihan alternatif solusi, tindakan, kebijakan atau strategi yang tepat
ü  Keputusan yang tepat itu sendiri merupakan hasil akhir dari proses reasoning, proses tersebut hanya dapat terwujud bila seseorang dapat berfikir secara rasional
ü  Akan tetapi, kutub pemikiran tersebut berseberangan dengan gaya pemikiran eksistensialisme yang menghasilkan pandangan irasionalitas
ü  Dengan menggabungkan dua paradigma pemikiran tersebut maka muncul model rasional (rational) dan rasionalitas yang dibatasi (bounded rationality)
          I. Model Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pandangan Rasionalitas
          Pengambil keputusan ditetapkan sebagai manusia yang rasional artinya mereka akan mencari tindakan yang paling maksimum dalam meraih manfaat
          Pengambil keputusan diasumsikan memiliki pengetahuan dan informasi yang utuh tentang seluruh konsekuensi dari alternatif tindakan yang mereka pilih
          Model sederhana dari pengambilan keputusan secara rasional terdapat tiga langkah: 1) mengidentifikasi sejumlah masalah yang harus diselesaikan, 2)menentukan sejumlah alternatif solusi terhadap masalah, 3) pemilihan solusi atas masalah dan mengimplementasikan solusi tersebut
          Penentuan solusi merupakan proses mendesain dan mengembangkan sejumlah daftar alternatif jawaban, penentuan sejumlah tindakan yang akan diambil, dan sekaligus juga penetapan konsekuensi atas pilihan dan tindakan yang diambil disesuaikan dengan masalah yang telah disefinisikan
          Langkah ketiga ini mengisyaratkan bahwa pilihan satu alternatif solusi hanya dapat dilakukan setelah proses evaluasi atas seluruh alternatif yang memungkinkan dilakukan
          Evaluasi biasanya dilakukan dengan menetapkan rating atas sebuah alternatif dalam sebuah kriteria
          Pada umumnya, model rasional menggunakan pendekatan analisis kekuatan dan kelemahan dari setiap alternatif solusi.
          II. Model Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pandangan Rasionalitas yang Dibatasi
          Bounded Rationality; pengambilan keputusan dibatasi kemampuan rasionalitasnya oleh sejumlah keterbatasan atau hambatan kala melakukan proses pengambilan keputusan dan menentukan pilihan.
          Ketidakmungkinan dan ketidakmampuan manusia untuk memiliki akses yang sempurna dan penuh terhadap “bahan baku” keputusan yang mengakibatkan pengambilan keputusan tidak rasional
          H.A Simon sebagai pencetus awal ide Bounded Rationality, yang melahirkan model Simon’s Descriptives Model: dalam mengambil keputusan para manajer dihadapkan pada keterbatasan-keterbatasan internal (sifat dasar, persepsi, gaya pemikiran dll) dan faktor eksternal (kompleksitas masalah lingkungan, ketidak pastian)
          Pengambilan keputusan secara intuisi, bisakah dikategorikan ilmiah?
          Intuisi: listening to inner voice (Carl Jung)
          Intuisi merupakan kemampuan unik yang dimiliki seseorang sebagai kristalisasi seluruh kemampuan mengolah informasi secara intelektual maupun mental yang terwujud pada kemampuan untuk melihat masa depan (visioning) dari suatu peristiwa solusi atau tindakan yang dipilih beserta konsekuensinya
          Intuisi tidak muncul begitu saja akan tetapi muncul setelah seluruh indera fisik dan mental, kemampuan intelektual dan mental, seluruh kecerdasan digunakan dalam megolah informasi yang tersedia guna menghasilkan sebuah pandangan final tentang sesuatu.