Monday, March 18, 2013


Daftar bacaan
Caiden, Gerald E.. Public Administration
… Administration Reform. Comes of Age
Frederickson, George H dan kevin B Smith. The Public Administration Theory Primer
Frederickson, George H.  New Public Administration
Henry, Nicholas. Public Administration and Public Affair
Hood C. A Public Management For All Seasons Public Administration
Hughes O. Public Management and Administration
Islamy, Irfan. Dasar-Dasar Administrasi Publik dan Manajemen Publik
Rigg, Fred W. The Ecology of Public Administration
….. Administrasi Negara-Negara Berkembang: Teori masyarakat prismatis
Robbin, Stephen P. Teori Organisasi: Struktur, Desain dan Aplikasi.
Siagian, Sondang P. Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi
Steers, Richard M. Efektifitas Organisasi.
Shafritz, Jay M. Classical Of Public Administration
…. Public Administration
Pengertian ilmu
Ilmu adalah suatu obyek ilmiah yang mengandung sekelompok dalil, rumus dan kaidah yang bersifat universal yang setelah melalui percobaanpercobaan yang sistematik dan dilakukan berulangkali telah teruji kebenarannya.
Ilmu pengetahuan berkembang sebagai tanggapan dinamika manusia dan dirasakan teori dan instrumen analisis ilmiah yang telah dikenal dianggap tidak mampu menghadapi tantangan dinamika manusia dengan berbagai masalah baru yang timbul. Namun kenyataan tidak ada satupun cabang ilmu yang mampu menjelaskan semua kehidupan manusia yang sangat komplek.
Organisasi dan Administrasi  sebagai cabang ilmu sosial
Semua cabang ilmu pengetahuan mempunyai prinsip, rumus, dalil dan kaidah yang bersifat universal.
Sebagai ilmu sosial dalam penerapannya berlaku hukum adaptasi artinya harus selalu memperhitungkan faktor situasi, kondisi waktu, tempat bahkan nilai-nilai sosial yang berlaku agar dapat menghasilkan.
Sebagai ilmu lahir pada abad 19 seiring dengan paya pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin komplek yang tidak bisa dipuaskan sendiri sehingga pemenuhannya melalui jalur organisasi, maka manusia organisasional itulah yang menjadi fokus analisis ilmu ini.
Pengertian Administrasi
Sebagai proses penyelenggaraan dalam setiap kerjasama sekelompok manusia yang diarahkan, dipimpin dan diawasi dalam rangka pencapaian tujuan tertentu.
Unsur administrasi: sekelompok manusia (dua orang atau lebih), kerjasama dalam kelompok, proses/kegiatan usaha penyelenggaraan, diarahkan, kepemimpinan dan pengawasan, tujuan yang hendak dicapai.
ADMINISTRASI PUBLIK MENJADI DISIPLIN ILMU
§Pada perkembangan Administrasi sebagai disiplin Ilmu mengalami beberapa proses pergantian cara pandang.
§Menurut Nicholas Henry ( publicAdministration and public affairs ) menyatakan terdapat krisis definisi administrasi dalam administrasi negara dan lebih jauh Henry menyarankan bahwa pemahaman administrasi bisa dipahami lewat paradigma
§Henry mengutip pendapat Robert T. Golembiewski Bahwa standart disiplin ilmu mencakup Locus dan Focus
Locus adalah letak/kelembagaan dari administrasi berada,
sedangkan focus adalah sasaran spesialisasi dari bidang studi
Robert T. Golimbiewski menyatakan paradigma AN akan dapat dimengerti dalam hubungannya dengan istilah Locus dan Focus tersebut.
Paradigma perkembangan ilmu pengetahuan
Paradigma I
Normal Science
Anomalis
Krisis
Revolusi
Paradigma II
dst
Paradigma Administrasi Negara
(Nicholas Henry)
Paradigma 1: 1900-1926 Dikotomi politik dan administrasi: pemisahan antara politik dan administrasi sesuai karya Frank J Goodnow  (penganut Wilsonian) yang membedakan dua fungsi negara berdasarkan pemisahan kekuasaan (separation of powers) bahwa pemerintah mempunyai dua fungsi yaitu: 1) fungsi politik (terkait dengan pembuatan kebijaksanaan atau perumusan keinginan negara/has to do with policies or expressions of the state will). 2) fungsi administrasi (terkait dengan pelaksanaan kebijaksanaan/has to do with the excecution of these politicies).
Locus AN menekankan pada: birokrasi pemerintahan (the government’s bureaucracy) melakukan pelayanan umum sedang legislatif dan yudikatif mempunyai fungsi dan tanggung jawab merumuskan keinginan negara secara profesional, sehingga kedudukannya lebih tinggi dari AN.  Perbedaan tsb menimbulkan perdebatan
     Paradigma 2: Prinsip-prinsip Administrasi 1927-1937 menitikberatkan pada focus yang bersifat ubikitos (ada dimana-mana) sesuai karya W.F Willoughby bahwa adanya prinsip-prinsip administrasi dalam setiap jenis organisasi. Sekali prinsip tetap akan menjadi prinsip dan sekali administrasi tetap administrasi. Misal prinsip administrasi menurut Luther H. Gullick dan Lyndall Urwick: planning, organinizing, staffing, directing, coordinating, reporting dan budgeting. Terry dengan POAC, dsb.
Tahun 1938-1947: Tmbul penolakan terhadap dikotomi politik dan administrasi, karena administrasi  bukan hampa nilai tetapi sarat dengan nilai,  serta banyak yang menyerang prinsip administrasi dengan mempersalahkan nilai dan metodologi sebagai landasan prinsip administrasi.
Th. 1947 Simon menegaskan bahwa proses perumusan kebijaksanaan merupakan hubungan konsepsional yang logis antara AN dan Politik. AN bertugas mempertimbangkan langkah-langkah inaternal yaitu proses perumusan dan implementasi kebijaksanaan negara, sedangkan politik bertugas mempertimbangkan langkah-langkah eksternal yaitu tekanan-tekanan pada masyarakat yang dapat membangkitkan perubahan politik dan sosial.
 Th 1950 John Gaus: menyatakan teori AN adalah juga teori politik.
Paradigma 3: AN sebagai ilmu politik 1950-1970 AN kembali ke induknya yaitu ilmu politik. Locusnya pada birokrasi pemerintahan dan focusnya mulai berkurang.
Fase ini AN mulai berusaha membangun hubungan konseptual dengan ilmu poliik, tetapi AN mulai kehilangan karakteristiknya, dimana wilayah, tekanan dan pengertiannya sinonim dengan ilmu politik. Th 1962-1967 AN kehilangan kaitannya dengan ilmu politik dan dicorek dari ilmu politik serta menjadi warga negara kelas dua.
Paradima 4: AN sebagai ilmu administrasi 1956-1970 sarjana AN mulai mencari identitas ilmu administrasi yaitu Ilmu administrasi mengkaji sebagai studi gabungan teori organisasi dan manajemen. Kajian didasarkan pada psikologi sosial dan nilai demokratisasi dan birokrasi yang baik. Th 1960 muncul pengembangan organisasi sebagai bagian ilmu administrasi sehingga menarik sarjana administrasi. Namun muncul perbedaan antara public administration dan privat administration. Maka masalah dalam paradigma ini adalah locus AN.
Paradigma 5: AN sebagai AN 1970-  ?. Locus AN mulai stabil sesuai perkembangan dan tehnik-tehniknya. AN memperhatikan wilayah ilmu kebijaksanaan, politik ekonomi, proses pembuatan kebijaksanaan dan analisisnya serta cara-cara pengukuran dari hasil kebijaksanaan yang dibuat. Locus makin mendekati AN dan A.Privat, antara tehnologi dan sosial sehingga menarik bagi ahli AN untuk terlibat bidang ilmu kebijaksanaan.  Masa ini locus dan focus sudah nampak, seperti karya Nicholas H. bahwa locus AN adalah teori organisasi (organization theory) dan focus AN adalah kepentigan publik ( public interest) dan masalah-masalah publik (public affair).
Tinjauan paradigmatik AN
dari pendapat lain
T.J. Davis: manajerial, psikologis, politis dan sosiologis.
J.C. Bouchper: tradisional, behavioral, desisiolan dan ekologis.
H.G. Frederickson: Birokrasi kalsik, neo birokratik, institusi, hubungan manusia dan pilihan publik.
A.R. Mustopadidjaja: struktural-fungsional, behavioral, sistemik, publik diterministic.
C.L. Sharma: proses administrasi, empiris, perilaku manusia, sistem sosial, matematik dan teori keputusan.
K.M. Hendersen: struktural, behavioran-environment, organisasional dan CPA.
Bintoro Tjokroamidjojo: administrasi negara klasik, manajemen, behavioral, komparatif, administrasi pembangunan.
Keterkaitan organisasi dan adminsitrasi
Sangat erat karena proses kerjasama sekelompok orang hanya bisa terjadi dalam organisasi.
Organisasi sebagai wadah dimana kegiatan administrasi dijalankan. Organisasi sebagai rangkaian hierarchi antara orang-orang dalam suatu ikatan formal.
Pergeseran ilmu AN
Melalui pendekatan ekologis
Pengembangannya bersifat kontektual: akselerasi transformasi sosial
Management of change: melalui dua versi: a) nilai-nilai efisiensi/efektivitas, normative science/kearifan konvensional, AP sebagai policy science, masalah-masalah birokrasi, dikotomi politik administrasi sebagai pusat kegiatan. b) nilai-nilai keberlanjutan, behavioral science, scientifically valid dan policy-wise relevant, masalah-masalah mekanisme pelayanan (delivery mechanism), masalah-masalah berlanjutan pembangunan (sustainable development), pengembangan kualitas kemandirian (empowerment).
Perkembangan AN digolongkan
Pemusatan pada persoalan-persoalan kemasyarakatan (public fairs) diwadahi dalam wadah teori kebijakan publik (public policy)
Pemusatan pada perhatian  untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen terhadap kegiatan kenegaraan (publik) diwadahi dalam teori publik management
Pemusatan pada segala aspek kegiatan yang bertalian dengan pengembangan SDM dalam organisasi. Diwadahi dalam teori perilaku organisasi dan teori pengembangan organisasi, termasuk disini teori pengembangan kelembagaan.
Pemusatan pada segala aspek yang bertalian dengan pembangunan diwadahi dalam teori pembangunan dan administrasi pembangunan.
Aliran pemikiran AN
Teori AN dan perubahan dalam organisasi
Teori AN mendasari perubahan organisasi shg jika organisasi tidak efktif perlu segera dilakukan perbaikan.
Upaya yang dapat dilakukan : membangun organisasi yang dapat dipakai sebagai tempat nyaman untuk bekerja dan meningkatkan produktivitas.
Komponennya meliputi: paradigma, keyakinan dasar (melalui model), nilai-nilai dasar dan perilaku
Perkembangan dan perubahan  organisasi  serta pelopornya
Frederick W taylor dengan prinsip-prinsip Scientif Management dimana organisasi sebagai sistem tertutup, manager mempunyai kekuasaan penuh tanpa menerima masukan dari bawahan. Berpikir rasional dan mengabaikan kepentingan bawahan karena yang dikejar produktivitas dan efisiensi melalui: 1) perubahan metode kerja untuk setiap elemen pekerjaan yang ditelaah secara ilmiah. 2) seleksi dan pelatihan para pekerja dengan metode ilmiah. 3) kerjasama antara majikan dan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan secara ilmiah. 4) pembagian tanggung jawab antara pimpinan dan pekerja secara lebih merata.
Henry Fayol dengan Classical Organization Theory yang berusaha menaikkan produktivitas dengan fokus pekerja sebagai perorangan. Ada 14 prinsip yang mendasari agar organisasi efektif:1) pembagian kerja. 2)wewenang. 3) disiplin. 4) kesatuan komando. 5) kesatuan arah. 6) medahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. 7) pemberian upah. 8) sentralisasi. 9) hierarchi. 10) tatatertib. 11) keadilan . 12) stabilitas masa kerja pegawai. 13) inisiatif.  14) esprit de corp.
Max Weber: struktur organisasi dalam suatu organisasi yaitu tentang birokrasi dengan prinsip-prinsip : 1) wewenang. 2) hierarchi. 3) pembagian tugas. 4) kesatuan komando. 5) standart operating procedure. 6) pengambilan keputusan.
Elton Mayo : bahwa apabila perilaku bawahan diperhatikan maka produksi akan meningkat.
Daniel Katz dan Robert Kahn: menekankan pentingnya organisasi untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan apabila ingin bertahan hidup.
Douglas Mc Gregor: dengan pendekatan hubungan antar manusia menuju kearah versi baru yaitu gerakan kebahagiaan (happiness Movement) yaitu bahwa perilaku manusia perlu dipertimbangkan dalam mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan organisasi.
Jeffrey Pfeffer: pendekatan dinamika kekuasaan  sebagai penyempurnaan pendekatan behavioral theory menuju perkembangan dan komprehensif atas dasar kelompok-kelompok berkepentingan dalam organisasi sehingga kepentingan individu , kelompok dan penguasa dapat diintegrasikan.
Fenomena sosial ada 2 kelompok perubahan ekstrim
Masyarakat yang menghendaki perubahan secara teratur
Masyarakat yang menghendaki perubahan secara cepat
Dimensi subyektif - obyektif
Normalism             1. Ontologi             Realism
Anti positivisme     2. Epistemologi      Positivism
Voluntarism           3. Human nature    Determinism
Ideografhic            4. Methodologi       Nomothetic
Dimensi perubahan
Radical change
Subyektif                                    obyektif
                     
                        Regulation 
Filosofi dasar dan epistimologi
Fungsionalis: 1) erat kaitannya dengan pendapat bahwa: hasil dapat mempengaruhi alam (determinasi alam). 2) dapat memanipulir alam dengan sejumlah buku-buku sosial. Hasil memanipulir dapat diuji secara empiris. Kausalitas hasil uji tetap digunakan untuk memprediksi suatu persoalan. 3) rasionalitas dapat menuntun manusia kepada pemecahan problematik bukan intuisi. Rasionalitas terbatas pada hal-hal nyata.
Interpretatif: 1) realitas manusia itu unik. Eksistensi manusia dapat dilihat sebagai pelaku dan pengamat. 2) simbol atau kekuasaan dianggap sebagai konser bukan menggambarkan realitas sehingga konsep sering tanpa makna dan membatasi realita. 3) realitas dapat diinterpretasikan berbeda antara subyek yang satu dengan subyek yang lainnya. 4) nilai pada hakekatnya tidak berdiri secara obyektif tetapi nilai lekat dengan subyek.
Radical humanis: 1) Interpretasi dapat ditransformasikan kepada usaha pembaharuan. 2) kebenaran subyektif tergantung dari kata/konsep. Dibalik konsep ada idiologi yang sifatnya tidak netral dan membatasi kebenaran realitas . 3) perlu dilakukan diskursus, melalui argumen untuk melakukan kebenaran. 4) agar argumentasi dapat dicapai secara maksimal, maka perlu kebebasan berbicara atau dialog.
Radical strukturalis: Diterminasi terjadi bukan karena dipengaruhi lingkungan tetapi karena sejarah. 1) sistem kapitalis yang ditandai dengan pemilikan modal dari kaum borjuis adalah berpikir tentang dirinya sendiri, pihak buruh tidak memiliki alat produksi sehingga perbedaan antara keduanya memiliki ketidakadilan. 2) kedidakadilan menjadi sah karena secara ideologis didukung oleh elit. 3) akibanya dalam masyarakat timbul ekploitasi. 4) kekacauan karena ekploitasi secara ekonomis akan menjadikan hilangnya kelas-kelas didalam masyarakat.